Karenadi balik kisah-kisah tersebut tersimpan pelajaran-pelajaran berharga dan kisah-kisah tersebut-pada hakikatnya-adalah harta simpanan yang para nabi allah. Kisah, 2020. Rhifas Cholter. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. Nabishallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadits beliau, "Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, niscaya Allah Ta'ala akan memberi ganti kepadamu dengan yang lebih baik" (HR. Ahmad. Ahmad. Syeikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih) Allahsedang mengujimu seberapa cintanya kamu sama Allah atau kamu lebih mencintai selain Allah. Jika kamu bisa melalui ujian ini, Allah akan meningkatkan derajatmu. Walau menyakitkan, yakinlah Allah pasti akan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih indah lagi, yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehmu sebelumnya. Fast Money. Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diganti dengan yang lebih baik. Ini salah satu hikmah yang bisa kita gali dari puasa Ramadhan. Bau mulut yang tidak enak saat puasa dibalas dengan bau mulut yang begitu menyenangkan di surga kelak. Bau yang dirasakan begitu wangi, yaitu bau minyak misk. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk.” HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151 Ketika puasa pun rasa haus dan lapar ditahan, bahkan badan terasa tidak mengenakkan di siang hari. Kesulitan itu diganti dengan pintu Ar Rayyan yang khusus bagi orang yang berpuasa. Perlu diketahui bahwa ar rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” HR. Ahmad 5 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih Siapa yang enggan mendatangi dukun atau tukang ramal lalu ia bertawakkal penuh pada Allah, maka Allah akan memudahkan tawakkalnya. Siapa yang enggan meminta-minta mengemis, maka Allah akan menggantinya dengan memberikannya kecukupan dari pekerjaannya. Siapa yang meninggalkan dusta, maka ia akan dihormati di mata manusia. Siapa yang meninggalkan penipuan dalam jual beli, maka Allah akan mendatangkan berkah pada jual belinya. Dalam hadits disebutkan, الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا “Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” Muttafaqun alaih. Siapa yang meninggalkan riba, maka Allah akan membukakan keberkahan pada rezekinya. Siapa yang meninggalkan melihat yang haram, maka Allah akan memberikan cahaya pada pandangan dan hatinya. Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman, وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. At Taghabun 16 Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu’, maka Allah akan membuat ia meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ “Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ rendah diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” HR. Muslim no. 2588. Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka Allah pun akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا “Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” HR. Muslim no. 2588. Semoga hikmah Ramadhan ini bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik. ADA sebuah pertanyaan yang diajukan kepada Ustaz Fikri Abul Hasan tentang hadits meninggalkan sesuatu karena Allah. Asalamualaikum, mohon dijelaskan apakah hadits ini shahih. “Tidaklah seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dalam agama dan dunianya?” Jika shahih bagaimana maksudnya ustadz? Jazakumullah khair Baca Juga Jika Allah Ridho, Maka Akan Dimudahkan Wa’alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Redaksi hadits yang dimaksud sebagai berikut ما ترك عبد شيئا لله لا يتركه إلا لله إلا عوضه منه ما هو خير له فى دينه ودنياه “Tidaklah seorang hamba meninggalkan sesuatu karena Allah, dia tidak tinggalkan melainkan karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dalam urusan agamanya maupun dunianya.” Syaikh Al-Allamah Al-Albani berkata, “Lafal hadits ini maudhu’ palsu karena dalam sanadnya ada seorang rowi pendusta yaitu Abdullah bin Sa’d Ar-Roqqi, serta majhulnya rowi yang bernama Bukkar bin Muhammad. Hadits ini dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam “Hilyatul Auliya’” 2/196 beliau berkata, “Hadits ini ghorib”, Ad-Dailami 4/27 meriwayatkan darinya, As-Silafi dalam “At-Thuyuriyyat” 2/200, Ibnu Asakir 2/208/3 dan 1/70/15.” Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah 1/61 Lafal yang shohih sebagai berikut إنك لن تدع شيئا لله عز وجل إلا بدلك الله به ما هو خير لك منه “Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah azza wa jall, melainkan Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik.” HR. Waki’ dalam “Az-Zuhd” 2/68/2, Ahmad 5/363, Al-Qudho’i dalam “Musnad Asy-Syihab” 1135 Syaikh Al-Albani berkata, “Sanad hadits ini shohih sesuai syarat Imam Muslim. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Ashbahani dalam “At-Targhib” 73/1 dan beliau membawakan syahid dari hadits Ubay bin Ka’b dengan sanad “Laa ba’sa bihi” dalam Asy-Syawahid.” Idem 1/62 Para ulama menjelaskan makna hadits ini bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, baik yang ditinggalkan itu sesuatu yang haram hukumnya, maupun yang halal yang bila ditinggalkan lebih baik. Dia tinggalkan motivasinya semata-mata karena Allah, bukan karena selain-Nya yaitu alasan-alasan duniawi atau karena mencari keridhoan manusia. Allah pun akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik yakni lebih baik dari segi jenisnya maupun akibatnya di dunia maupun di akhirat. Al-Imam Ibnul Qoyyim berkata, “Tatkala para Shohabat Nabi dari kalangan Muhajirin meninggalkan rumah-rumah mereka dan tanah air mereka, yang itu adalah sesuatu yang paling mereka cintai, maka Allah memberi ganti atas perjuangan mereka dengan menaklukan kekuatan dunia serta kekuasaan di muka bumi yang mencapai belahan timur maupun barat. Begitupula bila ada seorang pencuri yang takut kepada Allah, lantas dia tinggalkan perbuatannya semata-mata karena Allah, maka Allah akan memberi ganti berupa harta yang semisal yang halal atas dirinya. ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.” Ath-Tholaq 2-3 Allah memberitahukan bahwa jika saja pencuri itu bertajwa kepada Allah, mengurungkan niatnya mengambil harta yang harom, maka Allah akan memberi rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka.” Roudhotul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin bab 27 Demikian balasan bagi orang-orang yang jujur keimanannya dan ikhlas niatnya karena Allah, wa billahit tawfiq. [Cms] بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم Di antara kaidah yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta’ala, maka Allah Ta’alaakan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, diceritakan tentang seorang lelaki dari penduduk kampung Arab Badui yang berkata, أَخَذَ بِيَدِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ وَقَالَ ” إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ “ “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memegang kedua tanganku. Beliau pun mulai mengajarkan aku dari ilmu yang Allah Ta’ala wahyukan kepada beliau. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu sebagai pengganti, pen. yang lebih baik darinya.” HR. Ahmad no. 20739. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth. Allah Ta’ala banyak menyebutkan hal ini di berbagai ayat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah kisah tentang sahabat Nabi dari kaum muhajirin yang berhijrah bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam ke kota Madinah dengan meninggalkan kampung halaman dan harta mereka di kota Makkah. Mereka juga meninggalkan berbagai kesenangan yang mereka miliki. Allah Ta’ala pun kemudian mengganti dengan limpahan rizki di dunia dan kemuliaan untuk mereka radhiyallahu anhum. Nabi Ibrahim alaihis salaam, beliau meninggalkan ayah dan kaumnya dan juga meninggalkan sesembahan-sesembahan mereka selain Allah Ta’ala. Lalu Allah Ta’ala pun mengkaruniakan Ishaq dan Ya’qub kepada beliau, serta anak keturunan yang shalih. Demikian pula ash–habul kahfi, ketika mereka meninggalkan kaumnya dan sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala pun menurunkan rahmat-Nya dan menjadikan mereka sebagai sebab hidayah bagi orang-orang yang tersesat. Allah Ta’ala berfirman, وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan ingatlah kisah Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu kami tiupkan ke dalam tubuh-nya ruh dari Kami. Dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda kekuasaan Allah yang besar bagi semesta alam.” QS. Al-Anbiyaa’ [21] 91 Maka barangsiapa yang meninggalkan dorongan syahwatnya, maka Allah Ta’ala akan ganti dengan rasa cinta kepada-Nya, manisnya beribadah hanya kepada-Nya, bertaubat kepada-Nya, yang itu semua mengalahkan berbagai kelezatan duniawi. Referensi Disarikan dari kitab Al-Qowaa’idul Hisan Al-Muta’alliqatu bi Tafsiir Al-Qur’an, karya Syaikh Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullahu Ta’ala, cet. Daar Thaybah tahun 1434, hal. 219-220 kaidah ke-69. Muhammad Ikram adalah Seorang Penulis, Pemred Mujahid Dakwah, Pembina Daar Al-Qalam dan Mahasiswa PPS UINAM

kisah meninggalkan sesuatu karena allah